Kamis, 17 Desember 2009

Tugas Cerpen Bahasa Indonesia 3

INGIN MEMBERITAHU

Senja yang sudah mulai datang seakan memaksaku untuk mempercepat langkahku. Sudah lebih dari empat jam aku menyusuri jalan setapak ini seorang diri, sepanjang perjalanan tak satupun pendaki lain kutemui. Biasanya pada hari sabtu seperti ini jalan setapak yang kulalui ramai oleh pendaki, “ aneh benar hari ini” gumamku dalam hati. Aku mengeluarkan senter dari dalam ranselku, hari telah gelap akan sulit menemukan jalan bila tanpa penerangan, bisa-bisa aku malah tersesat.

Dari kejauhan aku melihat sebuah cahaya senter, sepertinya dari pendaki lain yang ada di belakangku.selang tak berapa lama cahaya senter tersebut semakin mendekat, ternyata benar itu adalah pendaki lain yang ingin menuju puncak gunung ini. Dan ternyata pendaki tersebut adalah seorang wanita yang mendaki seorang diri, aku merasakan sesuatu yang aneh dengan wanita tersebut tapi segera ku tepiskan prasangkaku itu dan ku sapa dia.
” selamat malam bu.. Bersama rombongan atau sendirian bu..?” Sapaku
”selamat malam..kebetulan saya sndiri pak..” Jawabnya
”kebetuan saya juga sendiri, kalau begitu bareng aja ke atas bagaimana?” tawarku.
Begitulah kami berdua akhirnya sepakat untuk melanjutkan perjalanan bersama , dari pada seorang diri tantunya lebih aman kalau berdua. Sepanjang jalan aku dan dia becerita panjang lebar tentang diri masing-masing,. Yang ku ketahui dia bernama Via mahasisiwi slah satu perguruan tinggi negri di kota ini, dia orangnya ramah dan asyik untuk di ajak ngobrol.

Tak terasa waktu sudah menunjukan pukul sembilan malam, tapi anehnya cadas gunung belum juga kami temui padahal dri tenmpat aku bertemu Via cadas gunung hanya berjarak kurang lebih dua jam. Aku mulai merasaada yang tak beres, sepertinya kami berdua tersesat.

”Vie kayaknya kita tersesat deh..” Tanyaku
”nggak ko Gus bener ini jalanya” jawabnya
Saat aku melihat sebuah pohon besar tempatku tadi sore bertemu via aku mulai yakin kalau kami tersesat ”ini kan pohon tempat kita ketemu tadi Vie... Kita Cuma muter dari tadi” ujarku lagi pada Via. Tsapi anehnya kali ini tak ada jawaban dari Via, aku mencarinya aku takut dia tertinggal di belakang dan tersesat.
”Via kamu dimana....... Vie... Via....” Teriaku, tapi usahaku sia sia. Tak ada jawaban dari Via. Akhirnya aku putuskan untuk membuat tenda di dekat pohon besar tempat kami bertemu, aku berharap besok Via akan menyusulku ke tempat itu.
Aku terbangun karena mendengar suara langkah kaki, ternyata itu suara para pendaki yang turun dari puncak gunung.
”ko nggak sampai atas pak?” Tanya salah satu pendaki.
”iya semalam sudah kecapekan banget jadi nginep disini saja” jawabku
”ow... Ya sudah, kami duluan turun ya” ujar pendaki tadi
” mari..” Jwabku.
”Aneh..., bukanya semalam gunung ini sepi ya ko tiba-tiba banyak pendaki” gumamku. Saat itu lewat seorang pendaki lagi, aku akan menanyakan apakah Via sudah sampai di puncak.
”permisi, maaf pak numpang tanya apa diatas bapak bertemu seorang wanita yang ( kusebutkan nama dan ciri-ciri Via)” tanyaku.
Pendaki itu tercengang sebentar, kemudian dia bertanya padaku dimana aku bertemu Via. Akupun menjelaskan semua kejadian semalam pada pendaki yang ku ketahui bernama Hendra. Setelah mendengar ceritaku Hendra bercerita padaku taentang Via. Betapa kagetnya aku setelah mendengar cerita Hendra, ternyata Via adalah adik Hendra yang hilang dua bulan lalu di gunung itu, dan sampai saat ini belum ditemukan. Aku merangkul Hendra, dan aku juga berjanji padanya untuk mmbantu mencari adiknya.
Pencarian kami mulai, aku dan hendra mulai mencari di sekitar tempat aku bertemu dengan Via. Sudah setengah hari kami mencari, tepat pada tengah hari aku menemkan sebuah tas biru yang persis milik Via yang tergantung di tepi jurang didekat tempat kami bertemu. Aku pun memanggil Hendra, kami berdua berinisistif untuk menuruni jurang dengan tali. Sampai di bawah, ” Hen.. Coba lihat pohon itu..” Kataku pada hendra. ”iya Gus sepertinya ada yang tersangkut di situ” jawabnya. Kami berdua mendekati pohon tersebut, kami menemukan sosok mayat permpuan yang tak lain adalah Via, adik kandung Hendra. Hendra menangis sjadinya, aku berusaha menenangkanya.setelah hendra tenang kami sepakat untuk memenggil bantuan dari pos jaga untuk membantu kami mengevakuasi mayat Via.
Ternyata yang menemuiku malam itu adalah roh Via yang ingin memberitahukan dimana jasadnya, dia ingin jasadnya ditemukan dan dikuburkan dengan layak.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar